Adalah serangkaian uji yang dilakukan untuk memastikan bahwa cubicle (panel distribusi) bertegangan 20 kV dapat berfungsi dengan baik sebelum dinyalakan atau dioperasikan dalam sistem listrik.
Komisioning ini bertujuan untuk memverifikasi apakah semua komponen dan sistem telah terpasang dan beroperasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Memastikan bahwa semua aspek teknis dari panel distribusi ini berfungsi sesuai standar dan siap digunakan dalam sistem distribusi listrik. Proses ini melibatkan serangkaian tes untuk memverifikasi isolasi, integritas listrik, kinerja relay proteksi, dan keselamatan operasional cubicle.
Cubicle 20kV ini umumnya digunakan dalam instalasi distribusi tegangan menengah (medium voltage) seperti gardu induk atau sistem distribusi di industri besar. Adapun langkah-langkah detail dari Commissioning Test tersebut meliputi beberapa pengujian utama sebagai berikut:
1. Visual Inspection
- Tujuan: Memastikan kondisi fisik cubicle dan peralatan di dalamnya, seperti pemutus sirkuit, relay proteksi, trafo arus (CT), dan trafo tegangan (VT) dalam kondisi baik.
- Prosedur:
- Memeriksa bahwa semua komponen mekanis sudah terpasang dengan benar dan tidak ada kerusakan fisik.
- Memastikan ketersediaan dokumentasi teknis (manual, skema rangkaian, dll).
- Memeriksa label komponen dan koneksi sesuai dengan skema instalasi.
2. Insulation Resistance Test (Megger Test)
- Tujuan: Memastikan isolasi antara fase ke fase dan fase ke ground dalam kondisi baik.
- Prosedur:
- Menggunakan alat megger untuk mengukur tahanan isolasi.
- Pengukuran dilakukan pada tiap-tiap fase ke ground dan antar fase.
- Nilai tahanan yang baik biasanya di atas 1 GΩ untuk instalasi baru.
3. Contact Resistance Test
- Tujuan: Memastikan bahwa sambungan atau koneksi listrik antar komponen memiliki tahanan yang rendah.
- Prosedur:
- Menggunakan micro-ohmmeter untuk mengukur tahanan kontak pada titik sambungan penting, seperti di pemutus sirkuit (circuit breaker) dan busbar.
- Nilai yang baik harus rendah (dalam mili-ohm).
4. Primary Injection Test
- Tujuan: Menguji fungsi alat proteksi, seperti relay, dengan memberikan arus utama (primary current) pada cubicle.
- Prosedur:
- Menginjeksikan arus dari alat injeksi primer ke trafo arus (CT).
- Memastikan bahwa relay proteksi merespon sesuai dengan setelan.
- Pengujian ini dilakukan untuk memastikan koordinasi proteksi antara relay dan breaker.
5. Secondary Injection Test
- Tujuan: Memverifikasi kinerja relay proteksi dengan menginjeksikan sinyal listrik langsung ke relay melalui rangkaian sekunder (secondary side).
- Prosedur:
- Menggunakan alat injeksi sekunder untuk mensimulasikan kondisi gangguan.
- Memastikan bahwa relay proteksi berfungsi dengan baik dan memicu operasi breaker dalam waktu yang sesuai.
6. Voltage Transformer (VT) and Current Transformer (CT) Ratio Test
- Tujuan: Memastikan bahwa rasio transformator arus dan transformator tegangan bekerja sesuai dengan spesifikasinya.
- Prosedur:
- Mengukur rasio tegangan pada VT dan rasio arus pada CT dengan alat uji khusus.
- Membandingkan hasil dengan spesifikasi pabrikan.
7. Breaker Operation Test
- Tujuan: Memastikan bahwa pemutus sirkuit (circuit breaker) bekerja dengan baik, baik dalam membuka (trip) maupun menutup.
- Prosedur:
- Mengoperasikan breaker secara manual dan otomatis (remote trip).
- Memeriksa waktu operasi breaker (time of operation) dan memastikan respons yang cepat.
8. Functionality Test of Protection Relay
- Tujuan: Menguji keseluruhan fungsi proteksi relay untuk memastikan perlindungan yang tepat pada cubicle 20 kV.
- Prosedur:
- Menguji setiap fungsi proteksi (overcurrent, earth fault, differential protection, dll.).
- Memastikan bahwa relay memberikan sinyal trip kepada breaker pada kondisi gangguan yang disimulasikan.
9. Operational Test and Synchronization
- Tujuan: Menguji bahwa seluruh sistem bekerja secara normal dan aman ketika dioperasikan bersama dalam jaringan distribusi.
- Prosedur:
- Mengoperasikan cubicle dengan beban dan memastikan tidak ada abnormalitas.
- Melakukan sinkronisasi dengan sistem jika cubicle tersebut terhubung dengan sistem distribusi besar.
10. Phase Sequence and Polarity Check
- Tujuan: Memastikan urutan fasa dan polaritas dari komponen-komponen sistem benar.
- Prosedur:
- Mengukur urutan fasa dan polaritas dengan alat khusus (phase sequence meter) untuk memastikan sinkronisasi sistem dan menghindari gangguan akibat urutan fasa yang salah.
11. Final Energization and Load Testing
- Tujuan: Memastikan cubicle dapat membawa beban sebenarnya setelah semua pengujian telah selesai dilakukan.
- Prosedur:
- Setelah semua uji telah berhasil, cubicle disuplai tegangan, dioperasikan, dan diberikan beban aktual.
- Melakukan pemantauan selama proses pengetesan beban untuk mendeteksi adanya masalah atau gangguan.
Dokumentasi Hasil Pengujian
Setelah semua pengujian selesai dilakukan, hasil tes didokumentasikan dengan lengkap. Ini penting untuk referensi di masa mendatang atau jika ada masalah yang muncul selama operasi.